BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Apapun bentuk kegiatan yang jika dilaksanankan secara perlembaga, yang
melibatkan sejumlah personal dan memamfaatkan sumber daya, maka unsur manajemen
memegang peranan penting. Kata kunci disini adalah manajemen dibutuhkan karna
kita selalu berhadapan dengan tantangan berupa kelangkaan sumber daya. Tidak
ada sumber daya yang berlebihan, lebih-lebih untuk kondisi penjas dan olahraga
di Indonesia.
Fungsi utama manajemen adalah untuk mengoptimalkan
efisiensi, sekaligus efektivitas pembinaan. Kedua istilah ini terkait langsung
dengan sasaran dan tujuan pembinaan. Sangat besar peluang bahwa pembinaan itu
berlangsung dalam keadaan efisiensi yang amat rendah jika
bukan sebagai pemborosan.
Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan
jasmani disekolah atau lembaga lainnya yang relatif dikembangkan dalam skala
kecil, masalah manajemennya memang seperti tidak begitu kompleks. Makin besar
organisasi, makin kompleks kelangsungan fungsi manajemen. Konsep intinya adalah
:
1. manajemen
berfungsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program.
2. Istilah
mananjemen dan adminitrasi diartikan sama, namun lebih disukai untuk
menggunakan istilah manajemen
3. Manajemen merupakan sebuah prorses yang melibatkan aspek
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan.
B.
Definisi Manajemen
Istilah adminitrasi dan manajemen yang
saling berganti digunakan, meskipun tidak begitu menganggu dalam pemahaman
tentang makna dan subtansinya, namun memerlukan penelusuran tentang hakikat konsepnya. Demikian juga
cakupan isi dan esensi nya. Kecendrungan akhir-akhir ini menunjukan bahwa
istilah manajemen lebih sering di gunakan dengan konotasi makna yang lebih
sepesipik. Sebagai satu subdisiplin yang baru tumbuh, seperti dalam perkembangan
nya yang cukup pesat di Eropa, manajemen olahraga menunjukan peranan penting
dalam pengelolaan kegiatan penjas dan olahraga.
beberapa pengertian umum tentang manajemen yang disampaikan oleh beberapa
ahli. Dari (Kathryn
. M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf
Udaya 1995) memberikan rumusan bahwa :
a) Manajemen
adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan
kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi
(organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan
demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan .
Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh ( T. Hani Handoko-1995 ) mengemukakan bahwa:
Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh ( T. Hani Handoko-1995 ) mengemukakan bahwa:
b) Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
C. Filsafat
Manajemen
Berbagai teori manajemen berdasar pada
filsafat dibawah ini antara lain : filasafat idealisme (suatu keadaan yang amat
sempurna yang menjadi pola dari segala sesuatu yang kita dapati didunia ini),
filsafat ini diterapkan dalam manajemen marxis dan codetermination yang popular
di Negara sosialis, jerman dan skandinavia.
filsafat realisme (dunia ini dan segala
sesuatu yang terdapat didalamnya adalah kenyataan yang tidak dapat dibantah),
filsafat ini beriringan dengan revolusi industri inggeris yang disusun
Frederick W. taylor.
Filsafat neo-thomisme ( kenyataan itu
rasio, keadaan, dan Tuhan sedangkan kebenaran adalah intuisi, segala sesuatu
yang masuk akal dan yang diwahyukan Tuhan) banyak dipraktikan oleh manajemen
katholik yang merujuk pada bible
Filsafat pragmatisme (pengalaman dan
segala sesuatu yang dapat dialami oleh manusia, keberanaran dapat dilihat dari
pendapat umum) yang banyak merujuk pada manajemen yang berlaku umum mellaui
opini public.
Filsafat eksistensialisme (kenyataan
adalah eksistensi atau keadaan yang menyerupai itu, kebenaran adalah pendapat
yang sejalan dengan pandangan pribadi seseorang), peran manusia menjadi
perhatian utama.
D. Praktik
manajemen
Aplikasi dari filsafat melahirkan
beeberapa tahapan penerapan manajemen sebagaimana yang diungkapkan (
George R. Terry (2006:67) ) membagi tahapan praktik manajemen antara lain :
Manajemen partisipasi:
a) Manajemen
berdasarkan hasil (result management)
b) Manajemen
memperkaya pekerjaan (job enrichment),
c) Manajemen
prioritas produktifitas,
d) Manajemen
berdasarkan kemungkinan (contingency management)
e) Manajemen
pemanfaatan konflik
Odiorne membagi praktek
manajemen dengan beberapa tahapan :
a) Manajemen
memaksa (1920-an dan 1930-an)
b) Manajemen
mementingkan hubungan kemanusiaan (1940-an)
c) Manajemen
menggunakan tekanan (1950-an)
d) Manajemen
menurut keadaan (1960-an)
Bennet Silalahi (2001:10) membagai
praktik manajemen menjadi 5 tahapan antara lain :
a) manajemen
teknologis
b) manajemen
administratif
c) manajemen
sistem kemanusiaan
d) manajemen
ilmiah
e) manajemen
sasaran dan hasil
E. Klarifikasi
Konsep
Sesunguhnya tidak ada perbedaan pengertian
yang tajam antara istilah administrasi dan manajemen. Para ahli memaparkan
definisi dengan beberapa fariasi, namun tanpak adanya kesamaan. Seperti yang di
paparkan oleh Robbin: administrasi adalah suatu proses yang universal mengenai
pelaksanaan aktifitas yang tuntas dan efisien oleh dan melalui orang lain. Inti
pengertian nya adalah melalui proses administratif dicapai pelaksanaan kegiatan
secara efisien dan mencapai tujuannya. Kegiatan itu di laksanakan orang lain,
dan melalui merekalah tujuan dapat di capai.
Berkaitan
dengan definisi tersebut, maka dapat dikatakan seorang manajer adalah seseorang
yang berusaha untuk mencapai tujuan yang dapat dinyatakan dalam ukuran jumlah (Kuantitatif)
yang berkaitan dengan pencapaian tujuan suatu subsistem, dan karena itu pula
seorang manajer juga berusaha mencapai tujuan non kuantitatif.
F. Proses
manajemen
Dari sudut pandang yang berbeda kita dapat
merumuskan definisi administrasi/ manajemen yang berbeda dengan rumusan di
atas. Manajemen itu tidak lain adalah proses kelangsungan fungsi yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan.
BAB II
Fungsi Fungsi Manajemen
A. Ada
4 fungsi utama dalam manajemen:
1.
Perencanaan (Planning),
2.
Pengorganisasian (Organizing),
3.
Pengarahan (Actuating/Directing),
4.
Pengawasan (Controlling)
1.
Fungsi Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah
proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan
itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan
tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal
atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan
bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana
formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap
anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat
untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus
dilakukan.
Kegiatan
dalam Fungsi Perencanaan :
1) Menetapkan
tujuan dan target usaha
2) Merumuskan
strategi untuk mencapai tujuan dan target usaha tersebut
3) Menentukan
sumber-sumber daya yang diperlukan
4) Menetapkan
standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target usaha.
Perencaan merupakan
penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1.
Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2.
Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus
dikerjakan ?
4.
kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5.
Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6.
Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut
Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk
mencapai sasaran tadi.
2. Fungsi
Pengorganisasian
Proses yang menyangkut bagaimana
strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam
sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan
organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
Kegiatan
dalam Fungsi Pengorganisasian :
1) Mengalokasikan
sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan.
2) Menetapkan
struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab.
3) Kegiatan
perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga
kerja.
4) Kegiatan
penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
3. Fungsi
Pengarahan dan Implementasi
Proses implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran
dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan
dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
1) Mengimplementasikan
proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja
agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan.
2) Memberikan
tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
3) Menjelaskan
kebijakan yang ditetapkan.
4. Fungsi
Pengawasan dan Pengendalian
Proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Kegiatan
dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
1) Mengevaluasi
keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator
yang telah ditetapkan.
2) Mengambil
langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.
3) Melakukan
berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target bisnis.
BAB III
Manajemen Hubungannya Dengan penjas
A. Organisasi
Olahraga
Kegiatan
olahraga, Menurut Harold M. Barrow ( Dalam: Freeman, 2001) termasuk juga penjas
yang mengandung misi untuk mencapai tujuan pendidikan, memerlukan manajemen
yang baik. Kegiatan olahraga semakin berkembang dalam corak yang semakin
beragam. Aneka motif mulai tumbuh sesuai pula dengan kebutuhan manusia dalam
kaitannya dengan olahraga. Ada motiv yang bertujuan hanya untuk memenuhi
dorongan berafiliasi atau memperoleh pergaulan yang luas, dan ada pula motif
untuk memperoleh kekuasaan, dan masih banyak lagi motif lainnya.
Keseluruhan
kegiatan yang semakin kompleks itu, memerlukan manajemen. Mengapa di katakan
kompleks? Hal ini karena dalam kegiatan itu terdapat sejumlah faktor yang harus
di kelola. Kegiatan
nya melibatkan beberapa komponen meliputi:
1. Tujuan:
termasuk prioritas
2. Manajemen:
termasuk kordinasi
3. Fasilitas:
tempat “ merumahkan atau menyelenggarakan kegiatan”
4. Sumber
belajar: sumber pendukung bagi kelangsungan program
5. Program:
pengalaman belajar harus di sediakan
6. Pelatih/
Guru: berfungsi sebagai fasilitator dan manajer perilaku.
7. Siswa/
atlet: subjek yang menjadi prilaku dan sekaligus mengalami pemberian pengalaman
belajar.
8. Kendali
mutu: berkaitan dengan evaluasi dan riset.
9. Supervisi:
pengendalian mutu dan terkait pula dengan unsur leatding.
10. Biyaya:
konsekuensi logis dari semua kebutuhan.
Organisasi
olahraga, lebih-lebih pendidikan jasmani dihadapkan dengan kekurangan yang
kronis, berupa ketiadaan infrastruktur, lemahnya dukungan, kecilnya dana yang
disediakan, dan kesulitan lain untuk menumbuhkan programnya, dalam situasi
seperti itu, kemampuan manajerial sangat dibutuhkan yang inti nya adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, dan terkait pula dengan kompetensi manajer
beserta personalnya.
Organisasi
ini menjadi kian kompleks bila dikaitkan dengan kondisi lingkungan sekitarnya.
Organisasi itu tidak berdiri sendiri, tetapi berinteraksi dengan lingkungan
nya. Lingkungan berpotensi untuk mempengaruhi pertumbuhan organisasi.
Sebaliknya, sejauh mana organisasi dapat menyerap dukungan dan energi dari
lingkungan nya akan mempengaruhi kesuburan pertumbuhannya. Itulah sebabnya,
akhir-akhir ini muncul gagasan dalam konsep ”sekolah terbuka” yang inti nya
bahwa sekolah harus membuka diri untuk memperoleh dukungan dari masyarakat
sekitar.
Kelangkaan
sumber akan dapat diatasi dengan pendekatan ini. Guru penjas dapat dibantu oleh
pelatih dari luar yang memiliki kelebihan dalam kemampuan melatih. Mungkin
pelatih itu adalah orang tua siswa antara pelatih profesional dari club
olahraga tertentu.
Ketiadaan
sapras olahraga mugkin dapat di atasi dengan bantuan dari pihak luar yang meminjamkan
infrastruktur itu kepada sekolah, atau dengan memungut biyaya sewa sedini
mungkin.
B. Manajemen
Organisasi untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Pendidikan Jasmani
Sekolah-sekolah,
perguruan tinggi, dan organisasi lainnya tidak akan berfungsi secara efisien
tanpa adanya beberapa element yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan
memberikan petunjuk agar mereka dapat mencapai tujuan yang ada. Element ini
dinamakan manajemen.
a) Manajemen adalah :
Lem yang mengikat
berbagai macam unit dan menyediakan kontrol, komunikasi motivasi dan kepemimpin
yang diperlukan untuk meraih sukses/tujuan.
Untuk melengkapi fungsi manajemen diperlukan struktur.
Untuk melengkapi fungsi manajemen diperlukan struktur.
b) Struktur adalah :
Sarana yang
menyediakan cara efisiensi dan efektif untuk mengoperasikan dan mengeluarkan
berbagai macam kewajiban dan tanggung jawab yang ada di organisasai.
Struktur memberikan penjelasan berbagai macam peranan
anggotadari suatu organisasi yang bermain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditentukan.
Tujuan struktur dalam pendidikan jasmani dan olahraga
adalah :
Membuat sesuatu menjadi mungkin untuk mencapai cita-cita dan tujuan yang dicari oleh pendidikan jasmani dan olahraga.
Membuat sesuatu menjadi mungkin untuk mencapai cita-cita dan tujuan yang dicari oleh pendidikan jasmani dan olahraga.
Tujuan Pendidikan
Jasmani Yang Ingin Dicapai Pembelajaran tentang manusia mengungkapkan empat
petunjuk umum atau fase dalam
pertumbuhan dan
pengembangan yaitu :
a. Perkembangan jasmani
b. Pengembangan syaraf dan otot
c. Perkembangan kesadaran
d. Perkembangan pengaruh emosi sosial
1. Tujuan Perkembangan Jasmani.
Tujuan
perkembangan jasmani berjalan dengan aktivitas dari program yang akan membangun
kekuatan di dalam masing-masing individu malalui perkembangan dengan berbagai
macam sistim organik dari dalam tubuh. Yang Hasilnya dapat menopang upaya
penyesuaian diri, untuk memperoleh dan melawan kelelahan.
Berdasar
kenyataan yang ada individu akan lebih aktif, tampil lebih baik, dan sehat jika
sistim organik dalam tubuh berkembang dengan baik dan berfungsi sebagaimana
mestinya yang disebut juga dengan tujuan kemampuan jasmani.
Gerakkan
otot memberikan peranan dalam perkembangan sistem organik dalam tubuh.
Keikutsertaan dalam aktifitas membantu sistim ini berfungsi lebih efisien.
Kesehatan juga berhubungan dengan aktifitas otot.
Giat
beraktifitas otot juga menghasilkan beberapa keuntungan lain . krotee
dan Hatfield (dalam; Bucher, 1993) menunjukkan berbagai macam aspek kesehatan
berhubungan dengan kemampuan jantung dan urat darah, daya tahan pernapasan
jantung, komposisi tubuh, kekuatan otot, daya tahan dan tenaga, kelenturan dan relaksasi.
Menggambarkan element dasar yang perlu difungsikan.
Penelitian
mengungkapkan bahwa komponen ini ketika mengalami perkembangan, dapa memberikan
layanan untuk dapat memperbaiki kualitas hidup. Seperti :
1) Hati yang
terlatih memberikan makanan yang lebih baik untuk seluruh tubuh.
2) Denyut jantung menjadi lebih lambat dan memompa alirah
darah per satu gerakkan mengirimkan makanan lebih banyak ke sel-sel.
3) Lebih efisien memindahkan sisa makanan dalam
pencernaan.
Selama
berolahraga, kecepatan jantung yang terlatih meningkat lebih lambat dan
mempunyai lebih lama periode beristirahat diantara denyutan, dan setelah
berolahraga akan kembali normal jauh lebih cepat. Yang artinya individu yang
terlatih dapat bekerja dalam waktu yang lebih lama, mengeluarkan lebih sedikit
energi (lebih efisien) dibanding dengan individu yang tidak terlatih.
Berpartisipasi dalam kelas pendidikan jasmani memberikan kondisi yang terlatih
untuk giat dan aktif dalam hidup yang lebih berkualitas. Oleh sebab itu
pendidikan jasmani dapat membantu pengembangan individu yang terlatih untuk
bisa hidup lebih sehat, bahagia, dan produktif.
2. Tujuan Perkembangan Otot Syaraf
Tujuan perkembangan otot syaraf adalah bersangkutan
dengan pengembangan kesadaran diri. Kebiasaan bergerak secara efektif
menghasilkan kualitas estetika dalam gerakkan dan perkembangan gerak. Intinya
perkembangan kemampuan motorik bersama dengan pengetahuan yang tepat dan adanya
pengertian tentang kecakapan dan sikap positif perkembangan itu sendiri beserta
kegunaanyaakan memberikan makna. Dengan kata lain gerakkan layak kontrol selama
pola hidup dan rutinitas tercermin dalam gerakkan manusia terpelajar.
Gerakkan efektif tergantung pada harmonisasi hubungan
kerja antara otot dan susunan syaraf. Di dalam aktifitas pendidikan jasmani
fungsi dari gerakkan tubuh yang efisien atau kecakapan gerakkan otot syaraf
adalah untuk menyiapkan kemampuan individu menampilkan tingkat keahlian
tertentu. Contohnya jika seseorang dapat menendang dan menangkap bola dengan
kemampuan efektif maka sepak bola akan menjadi tantangan untuknya. Sedikit
individu yang menikmati keikutsertaanya dalam aktifitas dimana mereka hanya
mempunyai sedikit keahlian. Oleh sebab itu tujuan pendidikan jasmani adalah
untuk mengembangkan semua individu sebisa mungkin mempunyai keahlian jasmani
agar para partisipan akan lebih tertarik untuk ikut lebih banyak dan lebih
bervariasi dalam perkembangan gerak.
Keuntungan lain dari keahlian otot dan syaraf adalah
mengurangi pengeluaran energi, meningkatkan rasa percaya, mempromosikan
keanggotaan dan pengenalan serta meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
Tujuan latihan otot dan syaraf juga bermaksud untuk
kesehatan dan kegiatan keluar yang bersifat rekreasi. keahlian dalam pendidikan
jasmani akan membantu untuk menentukan bagaimana waktu luang akan dimanfatkan.
Contohnya jika seorang ungguldalam berenang, sebagian waktu luang mungkin saja
dihabiskan di kolam atau danau, atau berusaha mengikuti olahraga air lainnya.
Para pengajar jasmani seharusnya mengembangkan di
dalam masing-masing individu suatu pengertian dan apresiasi setiap gerakkan
yang dimiliki oleh masing-masing orang. Dengan menyediakan kesempatan kepada
para para pelajar untuk mengembangkan keberanian dan menikmati kompetisi yang
menyegarkan akan menghasilkan kepuasan maksimal dan kebahagiaan dalam hidupnya.
Ini sangat penting untuk mempertimbangkan keseimbangan yang seharusnya ada di
setiap program pendidikan jasmani. Melalui keseimbangan yang baik program
latihan team, dual, individual dan olahraga sepanjang waktu akan memungkinkan
mengembangkan pribadi yang lengkap.
3. Tujuan Pengembangan Kemampuan Berfikir
Tujuan pengembangan kemampuan berfikir dipengaruhi
oleh akumulasi dari pengetahuan dan kemampuan untuk berfikir dan menterjemahkan
pengetahuan.
Pendidikan jasmani memiliki subyek persoalan yang
harus mendapat perhatian dengan gerakkan manusia. Pendidikan jasmani adalah
salah satu bagian dari pengetahuan yang berakar pada ilmu pengetahuan,
kemanusiaan dan sumber lainnya yang diterjemahkan dari sifat dasar gerakkan
manusia dan pengaruh yang kuat pada pertumbuhan dan perkembangan dari
masing-masing individu atau pada masing-masing kebudayaan.
Aktivitas jasmani harus dipelajari sebab itu merupakan
bagian dari mekanisme intelektual yang diperlukan. Koordinasi meliputi berbagai
macam gerakkan yang harus dikuasai dan diadaptasikan kelingkungan sekitar
dimana individu tersebut tinggal. Berjalan, berlari, menyetir mobil, gerakkan
ini membutuhkan partisipan untuk berfikir dan berkoordinasi dengan sistim otot.
Selanjutnya tipe dari pengetahuan ini dapat diperoleh melalui percobaan,
praktek, dan kesempatan.
Pada individu seharusnya tidak hanya belajar tentang
koordinasi tapi juga mendapatkan pelajaran tentang aturan-aturan, tekni-teknik
dan strategi yang ada diaktivitas jasmani. Contoh permainan bolabasket,
partisipan harus tau tentang aturan permainannya, strategi untuk menyerang dan
melakukan pertahanan serta taktik yang dipakai di setiap permainan. Pengetahuan
tentang keikutsertaan, kepemimpinan, dorongan, kerjasama, kepercayaan diri
sendiri, bantuan kepada yang lain, keadaan saling bergantung satu sama yang
lain, keamanan, dan pola adaptasi di dalam grup/ team seharusnya juga diberikan
disetiap pertemuan kelas/ latihan. Juga dengan pengetahuan kesehatan. Dengan
mengumpulkan dari semua pengetahuan ini partisipan didalam pendidikan jasmani
akan mendapatkan arti yang baru. Dan aktivitas kesehatan dan latihan adalah
rangkaian untuk tujuan yang pasti.
Para pendidik jamani seharusnya memberikan pengetahuan
yang penting secara bertahap dan menginformasikan kepada partisipan dan
mendorong mereka untuk bertanya ”mengapa”. Mengapa adalah penting untuk
berpartisipasi dalam aktifitas ini. Para pendidik jasmani seharusnya menyiapkan
para partisipan lebih banyak kesempatan untuk berpikir. Itu akan memberikan
kesempatan pada mereka untuk menentukan pilihan.
4. Emosi Sosial Mempengaruhi Tujuan Perkembangan
Aktifitas pendidikan jasmani bisa menawarkan
kesempatan yang bernilai untuk membuat keputusan jika menejemen yang sesuai
telah tersedia. Para pendidik jasmani seharusnya mencari sebanyak mungkin jalan
yang baik untuk mempengaruhi kebiasaan manusia. Aturan-aturan permainan
biasanya berdasar demokrasi pada hidup.
Aspek lain dari tujuan sosial pendidikan jasmani
adalah menjadi dikenali merupakan kebutuhan dari masing-masing individu untuk
mengembangkan konsep pribadi secara tepat. Masing-masing individu mempunyai
dasar kebutuhan sosial. Hal ini termasuk rasa pribadi (keanggotaan), pengakuan,
rasa hormat, dan cinta. Ketika kebutuhan ini bertemu individual menjadi orang
yang tenang secara sosial. Ketika mereka tidak saling bertemu karakteristik
antisosial dan kelakuan yang negatif mungkin akan berkembang. Contoh,
penggertak yang agresif mungkin mencari rasa ingin dihormati.
Semua manusia seharusnya mempunyai pengalaman sukses.
Faktor ini dapat direalisasikan melalui pendidikan jasmani. Melalui pertemuan
yang sukses dalam aktifitas jasmani, orang-orang mengembangkan konsep pribadi
yang positif dan kepuasan di dalam prestasi mereka.
Di dalam lingkungan sosial yang demokratis semua
individu harus mengembangkan rasa kerjasama dengan penuh kesadaran. Ini menjadi
salah satu tujuan yang paling penting dari program. Individu seharusnya merasa
bahwa mereka memiliki group dan mempunyai rasa taggung jawab secara langsung
dan menyumbangkan aksi mereka untuk kepentingan group. Aturan untuk sikap
sportif, sikap pengikut, sikap kepemimpinan, seharusnya di kembangkan dan
dipraktekkan
Faktor lain yang harus diperhatikan adalah faktor plus
yaitu faktor affective. Perkembangan affective meliputi sikap, penghargaan,
nilai-nilai dan kepercayaan. Oleh sebab itu pendidikan jasmani seharusnya
diperhatikan hal-hal seperti : membantu individu untuk mengembangkan respon
yang sehat untuk aktifitas jasmani dan untuk mengakui konstribusi bahwa
pendidikan jasmani dapat membuat sehat, penampilan dan pencarian waktu luang
yang berguna.
1. Tujuan Dari Olahraga
Untuk meraih prestasi dari keahlian yang tinggi dan
sukses yang bersaing, ini tidak cocok dengan tujuan pendidikan jasmani. Tujuan
persaingan olahraga yang tinggi berbeda di dalam respon yang bervariasi untuk
masing-masing level pendidikan.
2. Olahraga Di Sekolah Dasar
Program olahraga di sekolah dasar seharusnya lebih
ditekankan pada apa yang bagus untuk anak-anak dan menyediakan kesempatan yang
bervariasi untuk pengalaman yang positif. Semua aktifitas olahraga seharusnya
disesuaikan dengan tingkat perkembangan dari masing-masing anak dan tidak hanya
berdasar pada berat badan, tingkatan kelas, atau secara berurutan menurut umur.
Program olahraga harus menyediakan berbagai macam perkembangan (jasmani, motorik dan psycho sosial). Aktifitas olahraga termasuk bermain dan karyawisata seharusnya menjadi bagian secara keseluruhan yang terorganisasi dengan baik.
Program olahraga harus menyediakan berbagai macam perkembangan (jasmani, motorik dan psycho sosial). Aktifitas olahraga termasuk bermain dan karyawisata seharusnya menjadi bagian secara keseluruhan yang terorganisasi dengan baik.
3. Olahraga Di Dalam Sekolah Menengah Atau Sekolah
Menengah Pertama.
Program olahraga di sekolah
menengah seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan anak laki-laki dan perempuan.
Ini adalah periode peralihan dari sekolah dasar ke sekolah menengah atas dan
dari masa kanak-kanak kemasa remaja. Ini adalah saat dimana siswa mencoba
mengerti tentang tubuh mereka, menambah kebebasan, meraih status sosial,
memperoleh rasa percaya diri dan membuat sistim nilai. Ini adalah saat ketika
program olahraga dibutuhkan untuk menantang kemampuan dan perluasan
ketertarikan dari para siswa. Beberapa tujuan yang berguna di tingkat ini
adalah untuk membangun semangat, melatih kedisiplinan pribadi, dan kontrol
terhadap diri sendiri.
4. Olahraga Di Sekolah Menengah Atas
Olahraga di tingkat sekolah menengah atas biasanya
sudah menggunakan peraturan permainan yang sesungguhnya. Dan biasanya tujuan
olahrga di sekolah menengah atas biasanya diatur oleh masing-masing sekolah
sebagai jati diri sekolah tersebut. Dan olahraga di tingkat sekolah menengah
atas di gunakan sebagai alat pemersatu kekuatan untuk sekolah dan masyarakat tertentu
dalam aktifitas profesi tertentu. Yang akan membantu siswa memiliki
keseimbangan hidup.
5. Olahraga Di Perguruan Tinggi, Universitas
Dan Program Teman Sejawat/ Asosiasi sudah berupa
program olahraga yang bersaing antar perguruan tinggi/ universitas. Dan sudah
mulai memikirkan kepuasan para penonton, atlit, masyarakat dan pelatih.
Olahraga di perguruan tinggi menyediakan program olahraga untuk murid yang
berbakat menjadi atlit.
6. Keseluruhan Tujuan Dari Penddikan Jasmani dan
Olahraga.
Menjelaskan keseluruhan tentang aktivitas jasmani dan
rangkaian olahraga memiliki sifat-sifat tradisional yang telah diwujudkan dalam
tujuan pendidikan dan seterusnya yang di bentuk di tahun 1918 oleh komisi
reorganisasi dari Secondary Education. Yang tertuang dalam tujuh pokok pikiran
yaitu :
1. Kesehatan
2. Perintah proses pokok
3. Keanggotaan yang bermanfaat
4. Kecakapan kejuruan
5. Kewarganegaraan
6. Penggunaan waktu luang yang bermanfaat
7. Karakter yang bersifat etic
1. Kesehatan
2. Perintah proses pokok
3. Keanggotaan yang bermanfaat
4. Kecakapan kejuruan
5. Kewarganegaraan
6. Penggunaan waktu luang yang bermanfaat
7. Karakter yang bersifat etic
Tujuan dari organisasi program pendidikan jasmani dan
olahraga adalah untuk menciptakan lingkungan yang terstimulasi dari hasil
seleksi pengalaman dan setiap gerakkan dalam respon yang terkonstribusi pada
pengembangan yang optimal dari potensi masing-masing individu di dalam setiap
fase kehidupan.
7. Pengembangan Struktur Manajemen Yang Akan Memungkinkan
Tujuan-Tujuan Dari Pendidikan Jasmani dan Olahraga Menjadi Sempurna.
Setelah tujuan-tujuan dari program pendidikan jasmani
dan olahraga telah teridentifikasi, maka struktur mengambil kerangka dengan jalan
membagai posisi jabatan, peranan dan tugas, pembagian tugas, fungsi dan
hubungannya secara ilustrasi digambarkan. Struktur tersebut menyatakan secara
tidak langsung garis komunikasi, koordinasi, kerjasama dan pembuatan keputusan.
Perencanaa, pengembangan, dan struktur organisasi
untuk program pendidikan jasmani atau olahraga sangat penting dalam pertanggung
jawaban manajemen. Struktur organisasi yang efisien menghasilkan kewibawaan
delegasi yang pantas, tugas yang efektif dari tanggung jawab untuk anggota
staff, komunikasi yang memadai di antara unit yang bervariasi di dalam
organisasi, mengklarifikasi dari tugas yang diberikan, dan moral yang tinggi
diantara masing-masing anggota staff. Semua ini adalah faktor yang menentukan
akankah tujuan organisasi dapat dicapai.
8. Dasar-dasar Manajemen Struktur Organisasi
Para ahli dari berbagai area telah mengembangkan
dasar-dasar di dalam manajemen organisasi yang efektif. Beberapa asas paling
penting meliputi struktur manajemen dari suatu organisasi seharusnya menjelaskan
kebijakkan dan tanggung jawab masing-masing delegasi. Agar tujuan-tujuan dari
organisasi dapat bertemu secara efisien dan sukses, dan jelas pembagiannya
untuk menghindari kebijakan yang bersamaan (kebijakkan yang sama).
Manajemen yang sukses tergantung pada komunikasi.
Komunikasi sangat penting untuk manajemen yang efektif karena ini membantu
menghindari duplikasi dan hal yang tidak perlu antara pengurus dan stafnya.
Untuk mencapai tujuan organisasi harus menampilkan
banyak perbedaan tugas yang mengenalkan kemampuan dari berbagai macam spesialis
area. Kebijakkan harus sepadan dengan tanggung jawab, dan garis kebijakkan
harus jelas tergambar. Suatu grafik bagan organisasi adalah digunakan untuk
mengilustrasikan garis kebijakkan. Garis ini harus menjadi jelas dan tidak
menimbulkan kerancuan.
9. Menerjemahkan Struktur Manajemen Ke Dalam Bentuk
Grafik (Bagan Organisasi).
Salah satu tipe dari
struktur manajemen adalah menyiapkan langkah selanjutnya dalam bentuk grafik,
ini akan mudahdimengerti oleh anggota organisasi dan oleh individu lain yang
tertarik. Peterson dan Asosiasinya menggaris bawahi 6 langkah prosedur untuk
mengembangkan grafik organisasi. Yaitu :
a. Mengidentifikasi tujuan dari organisasi
b. Menyusun tujuan-tujuan kedalam unit fungsional yang lebih berarti
c. Menyusun identifikasi unit yang fungsional ke dalam unit managemen yang penting
d. Menyiapkan bentuk struktur organisasi dan menampilkan percobaan
e. Mengevaluasi tujuan akhir
a. Mengidentifikasi tujuan dari organisasi
b. Menyusun tujuan-tujuan kedalam unit fungsional yang lebih berarti
c. Menyusun identifikasi unit yang fungsional ke dalam unit managemen yang penting
d. Menyiapkan bentuk struktur organisasi dan menampilkan percobaan
e. Mengevaluasi tujuan akhir
1. Garis dan Staf Organisasi
Tipe yang paling biasa dalam bagan organisasi adalah
garis dan grafis staf (gm 2.1). Seorang yang ada di posisi garis mempunyai
tanggung jawab langsung dan kebijakkan untuk tujuan yang lebih spesifik.
2. Formal dan Informal Struktur Organisasi Teori struktur
organisasi menyatakan:
1. Harus ada
kebutuhan organisasi untuk tetap eksis
2. Organisasi harus mengetahui tujuannya dan mencoba untuk meraihnya Untuk melengkapi tujuan ini, struktur yang harus menyediakan dan manajemen yang memungkinkan untuk merencanakan dan membuat keputusan. Yang dapat ditampilakan baik formal maupun informal.
2. Organisasi harus mengetahui tujuannya dan mencoba untuk meraihnya Untuk melengkapi tujuan ini, struktur yang harus menyediakan dan manajemen yang memungkinkan untuk merencanakan dan membuat keputusan. Yang dapat ditampilakan baik formal maupun informal.
3. Organisasi Formal
Organisasi
formal berdasar pada struktur kerja yang hirarki, dengan tugas yang diberikan
oleh manajer untuk sub ordinat, cocok dengan tugas hirarki dan jaringan
kerjasama dan komunikasi (gm. 2.2) Organisasi formal dikerjakan karena
menyediakan gambara yang jelas tentang posisi-posisi yang ada dan tugas-tugas
yang harus dikerjakan.
4. Informal Organisasi
Organisasi
informal menyadari banyak hubungan yang ada tidak dapat diilustrasikan ke dala
grafik organisasi. Dengan kata lain dalam hubungan informal dimana banyak ide
muncul , produktifitas diraih, kerjasama, royalti dan moral yang tinggi
berkembang tidak dapat di munculkan dalam grafik organisasi (gm. 2-3).
Teori modern dari struktur organisasi mengidentifikasikan
bagian yang jauh dari struktur organisasi formal. Salah satu aspek dalam
organisasi informal adalah adalah formasi sub group.
5. Struktur Manajemen untuk Program Pendidikan Jasmani
dan Olahraga
Struktur manajemen dikerjakan untuk program pendidikan jasmani dan olahraga disekolah-sekolah menyesuaiakan dan dimodifikasi untuk dapat disesuaikan dengan masing-masing individu pendidikan jasmani
Struktur manajemen dikerjakan untuk program pendidikan jasmani dan olahraga disekolah-sekolah menyesuaiakan dan dimodifikasi untuk dapat disesuaikan dengan masing-masing individu pendidikan jasmani
6. Struktur Organisasi di Pendidikan Jasmani dan Olahraga
di Sekolah Dasar, Menengah dan Sekolah Tingkat Dua.
Tiap sekolah
mempunyai manajemen dasar yang kebijakkan disesuiakan dengan masing-masing
daerah dimana sekolah tersebut berada. Dan dipilih personel tertentu untuk
menjalankan kewajiban yang penting untuk kesuksesan operasional sekolah di
daerah tersebut. Aturan yang dikembangkan legal , keuangan dalam hubungan kerja
yang resmi juga akan mendukung biaya pendidikan. Kunci manajemen personalia
akan mengeluarkan misi dari sekolah dengan memuat sistim pengawas sekolah,
eksekutif direktur, asas/ dasar, dan para pemimpin (gm. 2.4)
7. Pengawas Sekolah
Mempunyai
manajemen yang bertanggung jawab pada program sekolah. Posisi pengawas sekolah
biasanya juga ada di dalam sekolah yang lebih kecil. Mereka juga bertanggung
jawab untuk beberapa sekolah di dalam area geografi yang sama.
Tugas
pengawas sekolah memperkenalkan aturan-aturan dalam sekolah dan bertindak
sebagai pemimpin dalam masalah pendidikan dalam masyarakat dan juga menyediakan
papan pendidikan dengan saran profesional yang diperlukan dalam menjalankan
organisasi.
C. Masalah
manajemen dalam penjas
Status
penjas di lembaga pendidikan formal memang masih memerlukan pemberdayaan dalam
pengertian, bidang study yang menjadi wahana pendidikan itu, harus di
kembangkan. Sementara ini semua insan pendidikan menyadari setatus penjas yang
masih di angap sebagai pelengkap bagi bidang study lain nya. Suara keluhan guru
penjas tidak henti-hentinya mereka kemukakan dalam berbagai kesempatan, namun
pemecahan masalah nya tak kunjung tuntas. Mengapa?
Persoalan
tersebut terkait langsung dengan tataran atas pada tingkat kebijakan, dengan
catatan, bahwa
bidang study itu belum termasuk prioritas. Hal ini tidak lepas dari kebijakan
nasional pendidikan yang sementara ini masih memberikan prioritas pada bidang
study IPA, di hubungkan dengan upaya bangsa indonesia untuk memajukan bidang
IPTEK. Nasip kelompok bidang study bidang IPS, sebenarnya tidak begitu jauh
dari bidang study penjas, walaupun kita sebagai insan penjas dan olahraga,
mengkelaim bahwa bidang study penjas adalah yang paling unik. Sebab bidang
study itu, satu-satunya bidang study yang mengurus soal jasmaniah namun secara
langsung mengintervensi pendidikan secara menyeluruh.
Dengan
tidak memandang remeh apa yang telah di kerjakan oleh para guru yang dengan
sepenuh hati dan kegigihan mengatasi berbagai masalah dan tantangan, tanpa nya
dimensi kemampuan manajerial dalam penjas harus di tingkatkan hal ini perlu di
tata lebih lanjut, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan. Kelemahan yang tanpak adalah bahwa seluruh kegiatan itu seolah-olah
imun dari sentuhan kreatifitas guru di sebabkan oleh pertama, struktur dan isi
kurikulum yang sangat monolitik, merukuj pada kurikulum nasional.
Dalam
keadaan status dan kondisi penjas yang masih lemah maka pembinaan nya memadukan
dukungan. Kepemimpinan guru penjas sangat di butuhkan untuk mampu membangkitkan
dukungan dari warga masyarakat sekolah termasuk kepala sekolah dan guru lain
nya, serta warga masyarakat pada umumnya seperti organisasi induk olahraga dan
orang tua sisiwa. Kepemimpinan iyu juga yang ikut menciptakan atmosfer baru
yang memngangkat citra penjas sebagai bidang study yang dapat di andalkan untuk
mendidik.
D. Manajemen
Pengajaran yang Menyenangkan
a.
Manajemen Pembelajaran Penjas
Manajemen pembelajaran dalam pengertian luas
adalah keseluruhan kegiatan mengelola proses membelajarkan siswa sebagai
pebelajar oleh guru melalui tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan
pengendalian denganmaksud mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Manajemen
pembelajaran dalam pengertian sempit adalah kegiatan mengelola interaksi guru
dengan siswa yang terjadi pada saat pelaksanaan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan
langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Menetapkan aturan kelas (class routine)
Siswa yang memiliki kebiasaan-kebiasaan
tertentu yang diperoleh dari pengalaman hidup sebelumnya yang memungkinkan
adanya kebiasaan tidak baik, jadi sebagai guru saya perlu mengarahkan dan
membimbing murid saya untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik yaitu
diantaranya menetapkan aturan kelas saat pertemuan awal kali masuk pada proses
pembelajaran yang dilakukan. Yaitu seperti waktu awal pertama masuk saya
melakukan perjanjian kepada murid-murid saya yang sekiranya semua setuju dan senang
sesuai dengan kesepakatan bersama dan perjanjian tersebut tidak boleh di
langgar. Perjanjian tersebut seperti jam di mulainya pelajaran, harus tepat
waktu, jika telat akan di hukum. Dan aturan-aturan ini diberikan pada awal
pertemuan.
2.
[Memulai
kegiatan tepat waktu (getting started)
Kegiatan harus mulai tepat waktu sesuai
perjanjian awal yang dah disepakati bersama sebelumya murid-murid harus ada di
tempat. Setelah berkumpul semua murid harus cepat di bariskan dan melakukan
do’a. setelah itu saya segera memberikan stretching dan melakukan kegiatan
secara tepat waktu agar pembelajaran berlangsung secara efektif.
3.
Mengatur pelajaran (managing the lesson)
Setelah stretching selesai saya segera
memberikan sedikit penjelasan tentang yang akan di praktekkan. Sedikit saja
dalam memberikan penjelasan karena olahraga butuh praktek dan bergerak. Misal
memberikan teori dribble bola basket. Diberikan pengarahan terlebih dahulu,
kemudian murid disuruh mempraktekkan langsung sambil saya dampingi, yang
melakukan dribble terlebih dahulu separo kelas dulu dan bergantian. Dan
masing-masing anak harus melakukan dribble mengelilingi lapangan bola basket
sebanyak 3x.
4.
Mengelompokkan siswa (grouping the student)
Sebagai guru saya harus mengelompokkan
siswa-siswa sama rata. Setelah itu dari salah satu kelompok harus ada yang
menjadi ketuanya, sehingga ketua harus bertanggung jawab terhadap anggota
kelompoknya. Setelah dibagi kelompok alat dibagikan kepada masing-masing
kelompok, sebelumnya harus melihat alat-alat apa saja yang tersedia dan memilih
jenis materi atau permainan juga terlebih dahulu melihat alat yang tersedia.
Dalam satu kelas ada 40 siswa bola ada 20 buah, satu kelas dibagi 10 kelompok,
setiap kelompok ada 4 siswa dan masing-masing kelompok terdapat satu ketua kelompok.
5.
Memanfaatkan
ruang atau lapangan dan peralatan (utilizing space and equiqment)
Dalam pembelajaran bola basket saya membagi
kelompok menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa.
Setiap kelompok harus berlomba mendribble bola dari daerah satu ke daerah lain
jika yang datang lebih akhir kelompok tersebut akan mendapatkan hukuman push up
5x.
6.
Mengakhiri pelajaran (ending lesson)
Setelah jam pelajaran akan berakhir kurang 15
menit saya memberikan evaluasi tentang apa yang tadi saya berikan. Tidak perlu
lama-lama cukup 5 menit saja, 10 menit sisanya memberikan waktu buat siswa saya
untuk ganti baju istirahat.
b.
Pengelolaan Pembelajaran
Untuk mendukung terjadinya proses
pembelajaran, maka unsur-unsur pengelolaan pembelajaran meliputi dua tindakan
yaitu:
1.
Model tindakan.
1)
Preventif; yaitu upaya sedini mungkin yang
dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaraan.
a)
Tanggap /peka, yaitu kemampuan guru merespon
terhadap prilaku atau aktifitas yang dianggap akan mengganggu pembelajaraan.
b)
Perhatiaan, selalu mencurahkan perhatian pada
berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul.
2)
Refresif,kemampuan guru untuk mengatasi,
mencari dan menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi
dalam lingkungan pembelajaraan.
3)
Modifikasi tingkah laku.
a.
Modifikasi tingkah laku,yaitu bahwa tingkah
laku dapat diamati
b.
Pengelolaan kelompok, yaitu untuk menangani
permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan
berbagai komponen atau unsure yang terkait.
c.
Diagnosis, yaitu suatu keterampilan untuk
mencari unsure-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsure-unsur
yang akan menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajaraan.
2.
Peran Guru
1) Mendorong
siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
2) Membangun
pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya dengan tata
tertib kelas.
3) Menimbulkan
rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkahlaku yang sesuai
dengan aktivitas kelas.
3.
Hal-hal
yang harus dihindari
1) Campur
tangan yang berlebihan
2) Kesenyapan
3) Ketidak
tepatan
4) Penyimpangan
5) Bertele-tele.
c.
Teknik Pembelajaran Yang Menyenangkan,
Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya
ditentukan oleh bagaimana proses belajar mengajar itu berlangsung. Selain itu
proses interaksi belajar pada prinsipnya tergantung pada guru dan siswa. Guru
dituntut untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif. Sedangkan
siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk aktif dalam proses balajar mengajar.
Sehingga keberhasialan belajar dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik
dapat tercapai.
Sebagaimana pendapat Meier yang mengatakan
bahwa “penciptaan kegembiraan jauh lebih penting daripada segala teknik metode
maupun media yang digunakan” kita temukan beberapa komponen pembangun suasana
yang menyenangkan. Komponen-komponen
tersebut adalah (1) bangkitnya minat, (2) adanya keterlibatan penuh, (3)
terciptanya makna, (4) adanya pemahaman atau penguasaan materi. (5) adanya
nilai yang membahagiakan.
Untuk lebih memahami hal-hal penting
berkaitan dengan pembelajaran yang menyenangkan berikut komponen-komponen
pembangun suasana menyenangkan tersebut.
1.
Bangkitnya minat.
Seperti kita ketahui, minat adalah sesuatu yang berhubungan dengan
kehendak atau keinginan hati. Minat juga sering dipadankan dengan gairah atau
keinginan yang kuat. Sekarang cobalah Anda hubungkan antara ‘bangkitnya minat’
ini dengan ‘kegembiraan’. Jika sejak awal dalam diri siswa telah bangkit minat
atau gairah untuk mempelajari sesuatu, niscaya kegiatan belajar tersebut akan
menyenangkan bagi siswa tersebut. Jadi hubungan antara minat atau gairah dengan
menyenangkan sangat erat dan saling mempengaruhi. Jika minat belajar telah
tumbuh, maka pembelajaran akan menjadi menimbulkan gairah dan suasananya akan
semakin menyenangkan. Suasana menyenangkan yang terpelihara sepanjang proses
pembelajaran akan berpengaruh terhadap gairah belajar selama pembelajaran
berlangsung.
2.
Adanya keterlibatan penuh.
Komponen ini dependen terhadap komponen pertama. Maksud saya, seorang
siswa tidak mungkin akan terlibat secara sepenuh hati dalam pembelajaran jika
didalam diri siswa tidak ada gairah atau minat yang kuat untuk mengikuti
pelajaran. Dengan demikian harus ditumbuhkan hubungan yang kuat antara yang akan
belajar dengan apa yang akan dipelajari. Agar siswa bergairah dan terlibat
secara penuh dalam pembelajaran, guru sangat perlu menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan rinci dan jelas pada awal pembelajaran. Sampaikan pada para
siswa bahwa apa yang akan dipelajari adalah sesuatu yang sangat penting, mudah
dan akan dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Penyampaian tujuan,
penjelasan apa-apa yang akan dilakukan dalam mempelajari materi sangat perlu
disampaikan pada para siswa agar secara psikologis siswa mempersiapkan
mentalnya.
3.
Terciptanya makna.
Pengertian makna disini bukan dalam konteks umum yang sering dipadankan
dengan kata ‘arti’. Makna tidak mudah untuk didefinisikan karena berkaitan erat
dengan masing-masing pribadi dan kadang-kadang muncul sangat kuat dalam konteks
yang personal. Dalam konteks pembelajaran PAKEM, kata ‘makna’ lebih dekat
dengan pengertian ‘kesan’. Maksudnya, bahwa pembelajaran yang bermakna itu
adalah pembelajaran yang dapat menghadirkan sesuatu yang mengesankan. Dengan
kata lain kita dapat mengatakan bahwa pembelajaran yang tidak mampu meberikan
kesan yang mendalam tidak mungkin akan bermakna. Untuk menhadirkan makna,
pembelajaran harus mengesankan. Selanjutnya, agar pembelajaran dapat
mengesankan maka pembelajaran itu harus dalam suasana yang menyenangkan. Karena
‘makna’ sering kali muncul dalam konteks yang sangat personal, maka guru harus
benar-benar mengerti dan menghargai perbedaan individu setiap siswa-siswanya.
4.
Pemahaman atau penguasaan materi.
Ketika minat atau gairah belajar siswa tumbuh, kemudian ia terlibat
secara penuh dalam mempelajari materi-materi pelajaran, dan selanjutnya ia
terkesan dengan apa yang dipelajari, maka pemahaman atas apa yang dipelajari
akan tertanam kuat. Penguasaan materi akan tertanam sangat kuat apabila siswa
berminat, terlibat dan terkesan. Dengan melihat hubungan komponen pertama,
kedua dan ketiga yang kemudian melahirkan komponen keempat, menurut saya sudah
mampu menjawab keragu-raguan kita atas hasil belajar dalam pembelajaran pakem.
Hubungan keempat komponen tersebut menjadi sangat logis dan meyakinkan.
5.
Nilai yang membahagiakan.
Membahagiakan artinya membuat hati merasa tenteram. Hati yang tenteram
adalah yang bebas dari rasa takut, rasa tertekan dan jauh dari perasaan
terancam. Berkaitan dengan belajar, bahagia adalah keadaan terbebas dari
tekanan, ketakutan dan ancaman. Perasaan takut, tertekan, dan terancam tidak
akan muncul dan menghantui perasaan siswa jika pembelajaran berjalan dalam
suasana yang menyenangkan. Ketiga perasaan tersebut (takut, tertekan, dan
terancam) hanya akan menjadi kendala bagi munculnya minat belajar. Rasa bahagia
pada diri siswa antara lain dapat muncul karena ia memperoleh makna dari
mempelajari sesuatu. Dirinya menjadi merasa berharga, mampu tumbuh dan
berkembang dan berbeda dari sebelumnya. Ketika seorang siswa mampu memecahkan
persoalan dalam proses belajarnya dalam dirinya akan tumbuh rasa bangga dan
percaya diri. Perasaan bangga dan percaya diri ini akan menyadarkan siswa
tersebut bahwa dirinya memiliki potensi sebagaimana orang lain. Dengan
demikian, dalam rangka membantu siswa memperoleh nilai yang membahagiakan dalam
proses pembelajaran, guru harus berusaha terus-menerus membantu menumbuhkan
rasa bangga dan percaya diri pada setiap siswanya.
E. Masalah
Manajemen dalam Olahraga
Masalah dalam
pembinaan olahraga jauh lebih kompleks kecendrungan di indonesia hingga
akhir-akhir ini tetap menunjkkan orientasi pada pembinaan olahraga kompetitif
untuk berkompetitif untuk berprestasi, namun sayang, tidak di dukung oleh pondasi
yang kuat. Penjas merupakan subsistem pembinaan keolahragaan nasional dan
kekuatan keolahragaan nasional akan terjamin jika dapat di ciptakan pembinaan
bersinambung, yang berawal dari pembinaan sikap, kecintaan, dan partisipasi
aktif secara meluas. Keadaan demikian dapat di capai dalam penjas. Namun, isu
sentral adalah antara penjas dan pembinaan olahraga kompetitif tidak terjalin
kerjasama yang erat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan ini mengajak pembaca untuk
merenungkan pentingnya organisasi pendidikan jasmani dan olahraga hadir
dilingkungan, berbentuk ikatan organisasi profesi. Ikatan yang terbentuk
misalnya, Ikatan Guru Pendidikan Jasmani Indonesia atau sejenisnya. Pembentukan
Organisasi ini merupakan langkah awal terbentuknya dan sekaligus pentingnya
manajemen pendidikan jasmani dan olahraga hadir di tengah-tengah peran dan
fungsi pendidikan jasmani bagi kehidupan manusia. Isi uraian memuat tujuan
pendidikan jasmani dan olahraga, pengembangan struktur organisasi pendidikan
jasmani dan olahraga, dan prinsip manajemen struktur dan organisasi
B. Saran
Diharapkan dengan
bantuan disiplin ilmu manajemen tekanan-tekanan itu berbalik arah, malah
berdampak pada muncul mutualisma dari interaksi yang terjalin. Dengan kita
mengerti tentang manajemen diharapkan pula menumbuhkan citra pendidikan jasmani
dan olahraga semakin positif pula.