BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menghadapi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang ini, pembangunan di
bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk peningkatan mutu
dan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, bidang pendidikan harus
mendapat penanganan dan prioritas yang utama baik oleh pemerintah, para
pengelola pendidikan dan masyarakat. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi
bagian terpadu dari upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik
aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat.
Hal ini menimbulkan dorongan bagi pemerintah untuk selalu berusaha memperbaiki
dan menyempurnakan mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan.
Salah satu permasalahan mutu pendidikan di Indonesia
adalah rendahnya mutu proses pembelajaran seperti metode mengajar guru yang
tidak tepat, kurikulum, manajemen sekolah yang tidak efektif dan kurangnya motivasi siswa dalam belajar.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
tentu saja tidak terlepas dari proses belajar mengajar sebagai kegiatan utama
di sekolah. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar
mengajar yaitu pemilihan metode pembelajaran. Metode pembelajaran sendiri
terdiri dari berbagai macam, yang masing-masing metode mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Sampai sekarang masih banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran
matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga siswa menjadi
kurang termotivasi untuk belajar matematika. Hal ini mungkin terjadi
dikarenakan metode mengajar guru yang kurang tepat dan penampilan guru yang
kurang simpatik.
Realita lapangan menunjukan bahwa siswa tidak memiliki
kemauan belajar yang tinggi, baik dalam
mata pelajaran belajar matematika, bahasa maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak
siswa merasa “ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik
pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa
siswa tidak mempunyai motivasi yang kuat
untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan
memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton televisi, sms,
dan bergaul dengan teman sebaya.
Motivasi mempunyai peranan
yang cukup besar di dalam upaya belajar. Tanpa motivasi, siswa tidak mungkin
melakukan kegiatan pembelajaran. Motivasi merupakan tenaga dari dalam yang
menyebabkan seseorang untuk berbuat sesuatu. Energi yang di timbulkan motivasi
dapat mempengaruhi gejala kejiwaan, misalnya adalah perasaan. perasaan akan
timbul simpati yang menyebabkan kegiatan belajar siswa yang memiliki motivasi
belajar yang kuat, kemungkinan akan dapat melakukan belajar dengan
sebaik-baiknya.
Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat mereka
tertarik pada hal-hal yang negative. Raymond J.W dan Judith(2004:22)
mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar,
pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada hal–hal
yang negative seperti minum obat- obatan
terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi belajar anak-anak muda tidak
akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing mereka
untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah
yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.
B.
TUJUAN PENYUSUNAN
Penulisan laporan ini difokuskan pada
cara meningkatkan hasil belajar peserta
didik dengan tujuan :
1.
Membangkitkan minat siswa untuk
memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
2.
Mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran.
3.
Melatih siswa agar mampu
menyelesaikan tugasnya dengan baik.
4.
Siswa dapat menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
C.
MANFAAT PENYUSUNAN
Penulisan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a.
Siswa
Sebagai upaya untuk meningkatkan sikap positif dan dapat
meningkatkan menumbuhkan minat belajar siswa dengan penuh tanggung jawab
terhadap pembelajaran sehingga mendapat nilai yang memuaskan.
b.
Guru
Sebagai masukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang aktif,
kreatif, dan menyenangkan, dapat
membantu menyelesaikan masalah anak didik nya dalam hal pribadi maupun hal
sekolah nya.
c.
Orangtua
Dapat memberikan perhatian lebih kepada anak nya, membantu guru dalam memberikan masukan
yang hendak di sampaikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi
berpangkal dari kata “motif” yang dapat di artikan sebagai daya penggerak yang
ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
kesiap siagaan. Adapun menurut Mc.Donald (dalam Sardiman,1986), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari yang di
kemukan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi,
yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan
adanya feeling, dan di rangsang karena adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Motivasi sangat di
perlukan dalam kegiatan belajar sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Ada 3 komponen
utama dalam motivasi yaitu :
- Kebutuhan
- Dorongan
- Tujuan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada
ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai
ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku
pelajaran lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik
mengatur waktu belajar.
Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk
memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik.
Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan
kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.
Dorongan merupakan kekuatan mental yang
berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.
Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut
merupakan inti motivasi ada dua yaitu:
(1)
Motivasi intrinsik
Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut “
motivasi murni” atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri
siswa, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu,
mengembangkan sikap untuk berhasil, dan sebagainya.
(2)
Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagi akibat pengaruh dari
luar individu, apakah karena ada ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi
ekstrinsik di perlukan disekolah sebab pembelajaran disekolah tidak semua
menarik minat atau sesuai dengan kebutuhan siswa kalau keadaan seperti ini, dan
guru harus berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan
siswa itu sendiri.
B. Fungsi Motivasi
Guru bertanggung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar
berhasil dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan
motivasi belajar siswa. Secara garis besar Oemar Hamalik (1992) menjelaskan,
ada tiga fungsi motivasi yaitu:
- Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
- Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak di capai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Nampak jelas di sini bahwa motivasi sebagi pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak
prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
C. Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian
kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah
membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan
belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi
intrinsic) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik (Uzer
Usman, 2008).
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul
sebagai akibat dari dalam diri individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari
orang lain, misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan
atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada
suruhan dari orang lain. Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yang
demikian akhirnya ia mau belajar.
Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru,
merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak..
Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa
ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru
dan orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa
malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar anak. Maka
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan guru perlu mengetahui
penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan factor-faktor yang
mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa
diantaranya adalah sebagai berikut:
1)
Metode
mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi
belajar siswa
2)
Tujuan
kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas
3)
Tidak
adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa
4)
Latar
belakang ekonomi dan social budaya siswa
5) Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak
mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa
yang berasal dari pesisir pantai misalnya lebih memilih langsung bekerja melaut
dari pada bersekolah, .
6)
Kemajuan
teknologi dan informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi dan
informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
7)
Merasa
kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan bahasa
inggris
8)
Masalah
pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Raymond dan Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam
motivasi belajar seorang anak yaitu
1)
Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan
dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam pengertian
akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama,
undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua
yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan
sekolah. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.
2)
Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh
utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap
perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat
dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan
sesudahnya.
3)
Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah
yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti
orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan
atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas
dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita untuk
menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
4)
Diri
anak itu sendiri
5)
Murid-murid yang mempunyai kemungkinan
paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa
menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas,
mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.
6)
Dilihat dari
peranannya, maka orang tua dan guru paling berpengaruh dalam rangka memotivasi
belajar siswa.Kerja sama antara kedua komponen ini akan menghasilkan kekuatan
luar biasa yang bisa menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara ke
duanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan
memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat rancangan
yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
Ciri- Ciri Guru yang Bisa Memotivasi Siswa
Salah satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah
antusiasme, mereka peduli dan paham dengan apa yang diajarkannya dan
mengkomunikasikannya dengan murid bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu
penting. Ia memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi bagi siswanya.
Ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa memotivasi siswa adalah
guru yang melakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Menjadi manajer yang baik yang
mampu merencanakan,mengelola, mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya, murid-murid akan merasa aman dan nyaman bersamanya
2) fasilitator yang memperlakukan semua siswa mendapatkan
kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab
3) Memberikan pengaruh arus balik yang bersifat korektif
4) Memberikan test-tes yang adil, penilaian yang bersifat
informative
5) Membantu murid-murid untuk menyadari bahwa mereka
sedang tumbuh dalam persaingan dan keunggulan.
Ciri-ciri keluarga yang efektif
Keluarga yang efektif
mampu memotivasi anak untuk
belajar. Ciri-cirinya adalah :
1)
Membuat
suatu kontrol atas kehidupan mereka
2)
Mengkomunikasikan
harapan-harapan yang tinggi kepada anak-anak
3)
Memiliki
impian tentang keberhasilan anak di masa depan
4)
Menanamkan
pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci keberhasilan
5)
Mengarahkan
waktu anak-anak dalam aktifitas yang bermanfaat
6)
Membuat
aturan yang positif seperti pembatasan menonton acara televise
7)
Memberikan
tanggungjawab kepada anak untuk menyelesaikan masalah
8)
Sering
berhubungan dengan guru
9)
Menekankan
kehidupan spiritual terhadap anak.
Membangun Hubungan Kerja Sama
Selama ini hubungan yang terjadi
antara guru dan orang tua masih terbatas pada hal-hal tertentu, orang tua ke
sekolah atau menghubungi guru hanya karena ada masalah saja, begitupun
sebaliknya guru menghubungi orang tua apabila ada masalah dengan anaknya. Orang tua ke sekolah hanya karena diundang oleh pihak sekolah pada
acara-acara tertentu. Jarang dijumpai orang tua dan guru duduk bersama membahas
upaya-upaya yang dapat dilakukan secara
bersama untuk menunjang motivasi belajar anak. Maka ketika anak
mendapatkan masalah terkait dengan motivasi belajarnya maka akan terjadi aksi
saling menyalahkan antara guru dan orang tua.
Maka kita tak
boleh mengulangi kondisi di atas. Guru dan orang tua harus menciptakan hubungan
positif dalam rangka menumbuhkan semangat belajar anak. Ada banyak cara yang
bisa dilakukan oleh guru dalam membuka pintu untuk membangun komunikasi
langsung. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi maka guru bisa
memanfaatkan sms, email, atau pesawat telepon untuk membuka komunikasi dengan
orang tua, atau kalaupun media-media komunikasi di atas belum memungkinkan
untuk digunakan maka cara-cara manual seperti mengirim surat atau kuisioner
yang berisi informasi tentang perkembangan kognitif, psikomotorik dan afektif
anak dapat dilakukan oleh guru. Guru dapat menyediakan waktu sekali sebulan
untuk melakukan hal ini.
Sebaliknya orang tua juga perlu mengambil inisiatif
dalam membuka jalur komunikasi dengan guru. Orang tua hendaknya bisa memberikan
informasi-informasi yang berguna bagi guru tentang kondisi anak di rumah. Orang
tua bisa melakukannya dengan menghubungi guru secara langsung di rumahnya atau
melalui SMS, atau melalui telepon di luar jam mengajarnya. Orang tua juga bisa
membina hubungan dengan pihak sekolah dengan cara sedapat mungkin menghadiri
undangan dari pihak sekolah, karena momen seperti rapat-rapat orang tua
merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan pendapat, uneg-uneg serta usul
saran bagi pihak sekolah.
Untuk mendukung kerja sama yang baik maka guru dan orang
tua harus mengetahui apa yang bisa mereka lakukan untuk menumbuhkan motivasi
belajar anak. Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan
pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh
Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia
melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk
memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung
membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah
menimbulkan motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai.
D.
Strategi Menumbuhkan Motivasi
Belajar
Pembelajaran tidak
akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dengan demikian,
guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar
siswanya. Beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh guru dalam upaya untuk
menumbuhkan dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
berikut:
a)
Menjelaskan tujuan belajar ke
siswa. Pada permulaan pembelajaran seharusnya terlebih dahulu guru menjelaskan
mengenai tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai oleh siswa. Makin jelas
tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b)
Hadiah. Berikan hadiah untuk
siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar
lebih giat lagi. Di asmping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi
untuk mengejar siswa yang berprestasi. Ada bermacam-macam hadiah, yaitu ada
yang berbentuk simbul, penghargaan, kegiatan, dan benda. Salah satu
contoh penghargaan adalah memberikan applause kepada siswa setiap selesai
beraktivitas, misalnya setelah siswa melaksanakan kegiatan bermain peran,
simulasi, komunikasi interaktif ataupun ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan
dari guru ataupun pertanyaan teman dalam diskusi, dan lain-lain.
c)
Saingan/kompetisi. Guru
berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah di capai sebelumnya.
d)
Pujian. Sudah sepantasnya siswa
yang berpresatsi untuk di berikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang
sifatnya membangun.
e)
Hukuman. Hukuman bukan alat
untuk menakut-nakuti anak, tetapi untuk merubah cara berfikir anak. Bahwa
setiap pekerjaan (baik atau buruk) memiliki konsekwensi yang tidak menyenangkan
menyertai prilaku tertentu. Misalnya, bila ada seseorang siswa yang tidak
mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru, maka guru dapat memberikan hukuman
kepadanya, namun hukuman itu sebagai konsekwensi tidak di selesaikannya tugas
tersebut. Hukuman ini di berikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah
diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
f)
Membangkitkan dorongan kepada
siswa untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal
kepada siswa.
g)
Memberian angka. Angka
merupakan simbol prestasi yang di peroleh siswa. Beri penjelasan kepada anak
bahwa prestasi belajar anak dapat terprestasikan dalam simbol angka.
h)
Pada saat menyampaikan materi
pelajaran, upayakan untuk menyelipi dengan humor dan atau cerita-cerita lucu.
i)
Membantu kesulitan belajar
siswa secara individual maupun kelompok.
j)
Menggunakan metode yang
bervariasi.
k)
Menggunakan media yang baik,
serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Setiap siswa memiliki kemampuan
indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga
kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang membaca, dan sebaliknya. Dengan
variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki oleh setiap siswa
dapat dikurangi. Untuk menrik perhatian anak misalnya, guru dapat memulai
terlebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat
contoh konkrit. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap
indera siswa.
1. Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
Sebagai komponen
yang secara langsung berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi belajar
siswa, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :
1)
Memilih
cara dan metode mengajar yang tepat
termasuk memperhatikan penampilannya
2)
Menginformasilkan
dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
3)
Menghubungkan
kegiatan belajar dengan minat siswa
4)
Melibatkan
siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
5)
Melakukan
evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang
tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
6)
Melakukan
improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak
terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama
atau sekedar bertepuk tangan yang meriah
7)
Menanamkan
nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama
islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan
jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
8)
Menceritakan
keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan
ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam
bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
9)
Memberikan
respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan
kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau
pernyataan-pernyataan positif laiinya.
2. Hal-Hal Yang Dilakukan oleh Orang Tua
1) Mengontrol perkembangan belajar
anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
2)
Mengungkap
harapan-harapan yang realistis terhadap anak
3)
Menanamkan
pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi
4)
Melatih
anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan
seperlunya
5)
Tanyakanlah
keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan
cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
6)
Menggunakan
hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar
selanjutnya.
3. Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Ortu
dan Guru Secara Bersama
Ketika permasalahan rendahnya motivasi
sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi oleh guru
sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru dan orang tua
harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan di ataranya :
1.
Mengidentifikasi
masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan
rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
2.
Mencari
solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah
yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
3.
Memberikan perlakuan yang tepat terhadap
anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus
mempunyai komitemen yang tinggi untuk
tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak.
4.
Libatkan
siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk
bersama untuk menyelesaikan permasalahannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi
belajar siswa baik faktor yang ada dalam
diri siswa seperti minat, kemauan maupun faktor yang ada di luar siswa seperti
guru, orang tua, lingkungan sosial budaya dan
ekonomi. Menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah pekerjaan yang
mudah. Proses menumbuhkan motivasi belajar siswa harus dilakukan secara bersama
oleh guru dan orang tua, kerja sama positif antara orang tua dan guru merupakan
hal yang mutlak.Orang tua dan guru bisa saling bekerja sama dengan memberikan
informasi timbal balik tentang siswa. Selain itu orang tua dan guru perlu
mengeindentifikasi permasalahan motivasi siswa,kemudian secara bersama mencari
solusi pemecahan masalah dengan melibatkan siswa.
Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan,
memandu, dan memelihara perilaku sesorang secara terus – menerus.Menggunakan kata motivasi dengan mengkaitkan
belajar untuk menggambarkan proses yang dapat:
1. memunculkan dan mendorong perilaku,
2. memberikan arahan dan tujuan perilaku,
3. memberikan peluang terhadap perilaku yang sama,
4. mengarahkan pada pilihan perilaku tertentu.
Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa antaralain:
1. Membangkitkan minat belajar,
2. Mendorong hasrat ingin tahu,
3. Menggunakan variasi pembelajaran yang menarik.
4. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan
pembelajaran.
Slot Machines | Lucky Club Live Casino
BalasHapusFree Slots, Blackjack and Roulette! Sign up, Login or Sign Up! Play and stay connected with all the latest slot machines and shows luckyclub from around the globe!